Wednesday, October 5, 2011

Headbangers di Indonesia

Headbangers di Indonesia berkembang sejalan dengan perkembangan musik cadas di Indonesia. Jumlahnya semakin banyak seiring denan penerimaan yang semakin luas dari masyarakat terhadap aliran musik ini., terutama dikalangan remaja, meski terkadang mereka dipandang sinis.

Aliran musik ini memang memiliki segmen tersendiri bagi penggemarnya. dalam hal ini adalah para headbanger yang kadang diidentikkan dengan hal-hal negatif, seoerti tato di seluruh  badan dan berbagai anggapan negatif lainnya. Aliran musik-musik cadas seperti punk, grindcore, hardcore, dan black metal mulai mendapatkan ruang di Indonesia pasca tumbangnya rezim Orde Lama.

Meski tak sebebas di negeri asalnya, nyatanya jenis-jenis musik ini bisa tumbuh di Tanah Air selaras dengan kondisi sosial, politik, dan ekonomi yang terjadi kala itu.


Dalam panggung musik Tanah Air, sikap refresif pemerintah dilabrak dengan musik-mmusik cadas ini. "Inilah yang kerap menjadikan mereka (para headbanger) dilabeli negatif, seperti pemberontak, anti kemapanan, dan lain sebagainya," kata pemerhati musik, Denny Sakrie.

Namun, perlahan perkembangan musik-musik cadas terus mekar. Di era '90an, eksistensi musik-musik cadas terus berkembang dengan munculnya komunitas yang tersebar di selurh penjuru Indonesia.

Para headbanger ini tak hanya sebagai penggemar saja, tetapi juga bagian dari perkembangan musik itu sendiri. "Komunitas-komunitas initurut berperan dalam perkembangan musik-musik ini," kata Denny.

Kini, komunitas headbanger semakin meluas. Di Indonesia, khususnya Bandung, malah memiliki acara tersendiri untuk membuktikan eksistensi musik cadas dan keberadaan para headbanger di dalamnya.

Misalnya melalui festival seperti Bandung Berisik. Acara tersebut merupakan salah satu ajang festival musik-musik cadas terbesar se-Asia Tenggara sekaligus salah satu festival tertua di Indonesia.

Source : Harian Pikiran Rakyat

No comments:

Post a Comment